Catatan di umur 27 tahun

21 Agustus 2009

Kau tak punya ‘rumah’, tak ada tujuan, tak ada yang benar-benar kau miliki untuk kau sentuh hatinya. Kau lari kesana-kemari, singgah di mana saja kau bisa untuk melepas lelah atau kerinduan akan sesuatu. Tapi kau tak tahu di mana hatimu, kau tak memilih siapa pun untuk kau miliki. Kau hanya mencuri waktu dan berhenti di mana kau pikir kau bisa, lalu kau pergi lagi, dan singgah di tempat yang lain, lalu kau pergi lagi.

“Kau begitu menyedihkan.”

Tapi kau tak berusaha untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Kau tak berusaha untuk meyayangi seseorang yang kau katakan kau merasa nyaman bersamanya.

Kesakitan hati di masa lalu bukan alasan, dan tak akan pernah menjadi alasan yang baik untuk menjadi pribadi yang tak baik. Saat kau tak berusaha untuk memperbaiki diri, itulah saat di mana kau menjadi seseorang yang kalah. Saat kau tak pernah berniat memperbaiki kesalahan, saat itulah kau akan terus merasa tak bersalah.

Kau membuat banyak orang menjadi bayang-bayangmu. Tapi tanpa kau sadari, kaulah yang menjadi bayang-bayang mereka. Bukan mereka yang seharusnya merasa sedih atas diri mereka. Tapi kau. Percaya atau tidak, lihat saja dirimu sekarang, pikirkan baik-baik dirimu saat ini.Jangan tanya bagaimana. Kurasa kau tahu jawabannya. Bukan orang lain, tapi dirimu sendiri. Jika saja kau coba untuk lebih peka, untuk melihat ke sekitar, dan tak sibuk dengan pikiranmu sendiri, kau akan lebih dewasa ketimbang umurmu sekarang.

27 bukan angka kecil. Orang-orang normal menganggap umur tersebut sebagai titik tolak di mana seseorang telah berpikir matang dan dewasa.27 adalah angka di mana banyak orang memutuskan sesuatu yang penting untuk hidupnya. “Banyak musisi yang mengambil keputusan besar pada usia 27. Janis Joplin…Jimi Hendrix…Morrison. Hmm…Kurt Cobain. Semua meninggal di usia 27.”

Karena pada umur 27 adalah ketika pintu-pintumu dibuka atau ditutup oleh Tuhan.

Semua itu memang pilihan. Aku tak tahu apa kau telah, akan, atau tak akan membuat keputusan yang besar dan penting di usia yang menginjak 27 tahun ini.

*) dikutip dari film Tiga Hari Untuk Selamanya.





Labels:

1 komentar:

  1. mas, minta izin copy link bahasan ini ke blog saya. terimakasih:)

Posting Komentar